Langkah Inovatif Bunda Ita Menjaga Stabilitas Harga Pangan, Terutama Beras Sebagai Komoditas Strategis

NGANJUK – Stabilisasi pasokan dan harga komoditas pangan terutama beras menjadi hal yang harus dan terus diupayakan dalam rangka menahan lonjakan inflasi dan menjaga daya beli masyarakat. Untuk tetap

menjaga stabilitas harga pangan agar tidak memberatkan petani sekaligus melindungi konsumen dari kenaikan harga yang tidak wajar, yang salah satu penyebabnya karena ulah tengkulak nakal.

“Selama ini masyarakat kita terbiasa menjual padi dalam bentuk gabah, yang kemudian diproses di luar daerah untuk menjadi beras. Namun, kita memiliki peluang besar dengan memaksimalkan produksi padi lokal menjadi produk beras unggulan daerah.” Ungkap Calon Bupati Nganjuk Bunda Ita Triwibawati kepada media ini, Kamis 24 Oktober 2024.

Langkah inovatif, sambung Bunda Ita memunyai banyak manfaat. Pertama, petani akan mendapatkan harga yang lebih baik karena produk yang dijual memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan gabah. “Kedua, dengan menjaga produksi dan distribusi beras di wilayah sendiri, kita bisa mencapai swasembada pangan yg menjadi salah satu indikator ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi suatu daerah.” Jelasnya

Selain itu, Lanjut Bunda Ita pemerintah akan hadir secara nyata untuk mengakomodir pembentukan dan memfasilitasi Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) di setiap desa di seluruh Kabupaten Nganjuk. GAPOKTAN ini nantinya akan menjadi wadah bagi para petani untuk menghimpun padi, yang kemudian diolah menjadi beras berkualitas tinggi.

“Langkah ini bukan hanya untuk meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga sebagai upaya mencegah praktik tengkulak nakal dan mafia beras yang sering merugikan petani maupun konsumen.” Urainya

“Dengan adanya GAPOKTAN yang memproduksi beras lokal, kita pastikan hasil jerih payah petani dihargai dengan layak dan konsumen mendapatkan beras berkualitas dengan harga yang wajar.” Imbuh Bunda Ita

Selain itu Bunda Ita juga menjelaskan, banyak daerah lain sudah membuktikan keberhasilan dalam mengolah padi menjadi beras siap konsumsi, ” Inovasi seperti itu layak terapkan di Kabupaten Nganjuk. Dengan mengolah padi langsung menjadi beras di wilayah kita sendiri, sehingga tidak hanya menambah nilai ekonomi hasil pertanian, tetapi juga menciptakan rantai ekonomi baru.” Paparnya

Didalam pelaksanaan inovasi ini, masih kata Bunda Ita, semua pihak akan ikut dilibatkan, termasuk para tukang selep yang berperan penting dalam proses pengolahan. “Kolaborasi ini akan memperkuat perekonomian lokal dan memastikan hasil panen petani dapat diolah dengan baik di daerah sendiri, sehingga manfaatnya dirasakan lebih luas oleh seluruh masyarakat.” Pungkasnya (AB/gus)