NGANJUK – Penemuan batu yang diduga benda angkasa mendapat komentar dari salah seorang ahli pusaka, Nino (32) warga Dusun Kedungbajul, Desa Gemenggeng, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk. Dugaan batu langit yang sering disebut batu meteor tersebut menurut Nino sangat mirip dengan meteorit yang biasa digunakan oleh para empu pembuat pusaka jaman dulu.
Namun, untuk membuktikan keaslian batu lintang yang biasa disebut dalam dunia perkerisan tersebut perlu diuji laboratorium. Pasalnya, di laboratorium yang khusus menangani benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi memiliki alat yang canggih, sehingga dapat dipastikan keasliannya.
“Kalau melihat selintas dari foto dan video yang dikirim, mirip sekali dengan batu lintang yang biasa digunakan oleh para empu jaman dulu sebagai campuran membuat pusaka,” jelas pria yang sudah puluhan tahun menekuni dunia perkerisan.
Tahap awal, lanjut Nino, untuk mebuktikan bahwa benda yang ditemukan oleh Suprianto (43) warga Desa Mojorembun, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk benar-benar batu meteor dengan cara diasah kemudian dicuci bersih menggunakan cairan asam sitrat.
Coba diasah satu sisi sampai halus lalu dikuas pakai citrun (asam sitrat,Red), nanti keluar pattern-nya. Kalau pattern-nya Widmanstätten berati meteor,” tegas pria yang juga menekuni seni tato ini.
Memang, jelas Nino, bahan pamor keris yang paling bagus jaman dulu adalah dari bahan meteor. Karena konsep filosofisnya, bapa angkasa ibu pertiwi atau lingga dan yoni.
Seperti meteor yang jatuh di Candi Prambanan dulu, dijadikan bahan pamor keris dan diberi nama Kanjeng Kyai Pamor, karena beberapa bagian bahan meteor yang dijadikan pamor keris pada era Paku Buwono III, raja Keraton Surakarta.“Konsepnya dulu keris yang bagus seperti itu. Jadi material yang digunakan sebagai pamor adalah watu lintang atau meteor,” pungkasnya. Untuk diketahui, pola Widmanstätten, juga dikenal sebagai struktur Thomson, adalah figur kristal nikel-besi panjang, ditemukan di meteorit besi oktahedrit dan beberapa pallasite. Mereka terdiri dari interleaving halus pita atau pita kamasit dan taenite yang disebut lamellae. Umumnya, di celah antara lamellae, campuran halus kamacite dan taenite yang disebut plessite dapat ditemukan. Pola Widmanstätten menggambarkan fitur dalam baja modern, titanium, dan paduan zirkonium. https://en.wikipedia.org/wiki/Widmanst%C3%A4tten_pattern (mf/gus)